Kitab Perjanjian Lama
Bibel terdiri dari dua kitab utama yaitu Kitab Perjanjian Lama (The Old Testament) dan Kitab Perjanjian Baru (The New Testament). Kitab Perjanjian Lama sering disebut sebagai Kitab TENAKH, terdiri dari tiga bagian yaitu Tora, Nebi’im, dan Ketubim.
Tora atau Taurat berarti pengajaran. Kitab Taurat ini memuat lima kitab, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Nebi’im berarti kitab nabi-nabi terkemudian, yang terdiri dari kitab nabi Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, dan Maleakhi. Ketubim berarti pujian, terdiri dari kitab-kitab Zabur atau Mazmur, Amsal Sulaiman, Ayub, Kidung Agung, Rut, Ratapan, Pengkhotbah, Ester, Daniel, Ezra, Nehemia, Tawarikh I, dan Tawarikh II.
Meskipun umat Kristen Protestan dan Katolik Roma sama-sama mengakui Bibel sebagai kitab suci mereka, namun toh Bibel yang mereka gunakan berbeda. Bible Katolik Roma lebih tebal dibandingkan dengan Bibel Kristen Protestan karena jumlah kitab pada Kitab Perjanjian Lama Katolik Roma lebih banyak 9 buah dibandingkan yang digunakan Kristen Protestan. 9 kitab tersebut dianggap oleh Gereja Protestan tidak layak dianggap sebagai kitab suci. (Subhanallah, ini yang salah apakah karena 9 kitab tersebut sebenarnya buatan manusia biasa atau manusianya yang merasa bisa menentukan kesucian firman Tuhan?!)
Perjalanan panjang kitab Taurat berawal dari wafatnya Nabi Sulaiman tahun 992 SM. Kerajaan beliau selanjutnya terpecah menjadi dua, di utara dinamakan Kerajaan Israel dengan ibukota Samaria, dan di selatan dinamakan Kerajaan Yehuda dengan ibukota Yerusalem. Yerusalem adalah tempat penyimpanan naskah asli Taurat sehingga warga Israel sering beribadah di Yerusalem. Tindakan itu membuat raja Israel tersinggung, dan mengubah kota Bethel sebagai pusat peribadatan baru dan membuat patung-patung anak lembu untuk dijadikan sesembahan. Akhirnya, rakyat Israel kembali pada ajaran paganisme (menyembah berhala). Karena rakyat Israel sudah kembali terbiasa menyembah berhala, maka mereka pun lambat laun melupakan kitab Taurat. Allah memberikan adzab kepada mereka melalui bangsa Asyur yang melakukan pembuangan masyarakat Israel dan melakukan kawin campur secara paksa sehingga terjadi asimilasi keturunan dan kepercayaan.
Bangsa Yehuda sendiri juga mulai melanggar banyak hukum Taurat sehingga Allah menghancurkan mereka, melalui raja Babylonia, Nebukanedzar. Tempat-tempat ibadah mereka, termasuk tempat penyimpanan naskah asli Taurat dihancurkan. Nebukanedzar juga memaksa bangsa Yehuda melakukan kawin campur sehingga terjadi pula asimilasi kebudayaan. Karena dua kejadian ini, maka baik masyarakat Israel maupun Yehuda banyak yang melupakan bahasa Ibrani.
Nabi Uzair as pernah mencoba menulis ulang kitab Taurat nabi Musa as dalam bahasa Aram, karena bangsa Yahudi sudah banyak yang tidak bisa berbahasa Ibrani lagi. Naskah berbahasa Aram ini sempat diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang dikenal sebagai Naskah Septuaginta. Namun kedua naskah tersebut hilang pada abad 2SM.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kitab Taurat nabi Musa as sudah lenyap sejak abad ke-6 SM. Begitu pula salinan Nabi Uzair dan naskah Septuaginta. Lalu siapa yang menulis Ktab Perjanjian Lama yang sekarang digunakan umat Kristen Protestan dan Katolik Roma? Tdak ada umat Kristen yang dapat menjawab pertanyaan sederhana ini.
Kitab Perjanjian Baru
Kitab Perjanjian Baru terdiri dari empat kitab Injil (karangan Matius, Markus, Lukas, dan Yohannes), 13 surat yang ditulis Paulus, 3 surat Yohannes, 1 surat Yakobus, 1 surat Yudas, 2 surat Petrus, 1 surat Lukas kepada orang Ibrani, dan Wahyu kepada Yohannes. Semua surat yang ditulis Paulus, Yakobus, Yohannes, Yudas, Petrus, dan lain-lain jelas bukan firman Tuhan. Bagaimana dengan empat kitab Injil tersebut?
Nama yang melekat di belakang kata Injil adalah nama penulis Injil tersebut, yaitu Matius, Markus, Lukas, dan Yohannes. Namun siapakah keempat orang tersebut?
Tidak ada keterangan yang jelas. Matius dan Yohannes penulis Injil bukanlah Matius dan Yohannes, dua dari 12 murid pilihan Yesus. Matius dan Yohannes sendiri yang menyatakan secara eksplisit dalam Injil mereka bahwa mereka bukan murid-murid Yesus. Bagaimana dengan Markus dan Lukas? Sama saja, tidak ada yang mengetahui siapa mereka sebenarnya. Matius, Markus, Yohannes, dan Lukas benar-benar sosok misterius dalam sejarah penulisan Injil. Betapa anehnya, kitab suci yang seharusnya digunakan sebagai pedoman hidupternyata ditulis oleh sosok-sosok manusia yang tdakjelas identitasnya!! Apabila penulisnya saja sudah tidak jelas, bagaimana mungkin kita dapat meyakinkebenaran isinya?
Lalu, bagaimana asal mula umat Kristen menetapkan keempat Injil tersebut sebagai kitab suci kalau memang penulisnya tidak diketahui? Hal ini tidak terlepas dari kondisi penyebaran agama Kristen sekitar abad 2-3M. Saat itu begitu banyak Injil yang beredar dan digunakan sebagai kitab suci. Konsili di Nicea tahun 325M mengumpulkan puluhan Injil yang ditulis oleh penulis yang berbeda-beda, kemudian dipilih empat Injil secara random yang kemudian ditetapkan oleh Konsili dan Kaisar sebagai kitab suci yang resmi digunakan. Sedangkan puluhan Injil yang lain dimusnahkan.
Melihat sejarahnya yang seperti itu, tidak heran apabila Ahmed Deedat menyatakan bahwa ada 50.000 kesalahan dan pertentangan dalam Kitab Bibel Revised Standard Version terbitan tahun 1952 dan 1971. (Meskipun pada Bibel New Revised Standard Version kesalahan tersebut sudah dikurangi dan direvisi oleh manusia biasa.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar