Sebelumnya kita telah melihat bagaimana konsep ketuhanan Kristen begitu mirip dengan konsep ketuhanan pagan. Lalu bagaimana dengan konsep Ketuhanan yang benar? Hal ini perlu kita ketahui supaya kita dapat menentukan, mana yang pantas disebut sebagai Tuhan, dan mana yang tidak.
PERTAMA, Tuhan haruslah Ada, mustahil Tuhan itu bersifat tidak ada. Sesuatu bisa disebut Ada, kalau ia ada dengan sendirinya. Sebab ‘Ada’ adalah kata aktif, bukan pasif. Jadi segala sesuatu yang ‘diadakan’ maka dia bukanlah Tuhan, sebab sifatnya ‘diadakan’, bukan ‘Ada’.
Umpamanya ada orang lumpuh, dia dibantu dan digerakkan atau diposisikan sehingga ia berada pada posisi duduk. Maka sebenarnya ia tidak duduk akan tetapi didudukkan. Ketika ia ditopang oleh orang lain sehingga berada pada posisi berdiri, sebenarnya ia tidak berdiri, melainkan didirikan. Tuhan tidak diadakan. Tuhan itu Ada tanpa diadakan.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. [Alquran 112:3]
KEDUA, Tuhan haruslah Yang Terdahulu. Tuhan tidak didahului oleh ketiadaan. Sesuatu yang diawali dengan ketiadaan berarti sifat aslinya adalah tiada. Sedangkan kita sudah sepakat bahwa Tuhan itu sifat aslinya adalah ‘Ada’. Dia Ada karena Dia memang Ada. Jika diawali ketiadaan, kemudian menjadi Ada, lalu siapa yang membuat dia menjadi ‘Ada’? Maka yang membuat menjadi ‘ada’ itulah Tuhan, dan Tuhan tidak mungkin diadakan. Tuhan haruslah Terdahhulu.
Astrofisikawan terkenal, Hugh Ross menuturkan, “Jika permulaan waktu bersamaan dengan awal keberadaan alam semesta, seperti dijelaskan teorema-angkasa, maka penyebab alam semesta harus merupakan kesatuan yang berfungsi dalam suatu dimensi waktu yang sepenuhnya terpisah, dan sudah ada sebelumnya. Kesimpulan ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang Siapa Yang Tuhan dan siapa/apa yang bukan Tuhan. Tuhan bukanlah alam semesta (makhluq) itu sendiri dan tidak terkandung dalam alam semesta (baik ruang maupun waktu).”
Allah Yang Menciptakan langit dan bumi serta yang berada diantara keduanya. [Alquran 32:4]
Akulah Yang Awal dan Akulah Yang Akhir, tidak ada Allah selain daripada-Ku. [Yesaya 44: 6]
Dia Yang Awwal dan Yang Akhir. [Alquran 57 : 3]
KETIGA, Tuhan haruslah Kekal, tidak mungkin Tuhan itu sementara. Allah Ada, Allah adalah Yang Akhir, ketika semua makhluq telah binasa, Allah tetap Ada. Allah tidak mengalami sakit, tidak mengantuk, tidak tidur, tidak lelah, apalagi binasa.
Dan kekal Dzat Allah Yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan [Alquran 55: 27]
Disitu terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih disebabkan perjalanan, sebab itu ia duduk di pinggir sumur itu. [Yohanes 4: 6]
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditelan gelombang, tetapi Yesus tidur. [Matius 8: 24]
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. [Alquran 2:255]
Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. [Yesaya 40:28]
KEEMPAT, Tuhan haruslah berbeda dengan makhluq. Tidak mungkin Tuhan itu sama dengan ciptaan-Nya. Allah Mahakuasa, sedang makhluk adalah lemah, namun Allah yang memberi mereka kekuasaan.
Tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia. [Alquran 112:4]
Tiada yang serupa dengan Dia sesuatu pun. [Alquran 42:11]
Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. [Yesaya 40: 29]
Siapakah seperti Aku? [Yesaya 44:7]
KELIMA, Tuhan tidak butuh kepada yang lain. Tuhan tidak butuh makan, tidak lapar, tidak haus, tidak butuh air, tidak butuh udara, tidak butuh alam semesta. Ketakwaan dan kejahatan kita tidak berpengaruh kepada Kekuasaan dan Kerajaan Allah.
Sesungguhnya Allah Yang Kaya tidak butuh kepada alam semesta. [Alquran 29: 6]
Pada pagi hari dalam perjalanannya ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan ia melihat pohon Ara, lalu pergi ke situ, tetapi ia tidak menemukan apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja. [Matius 21: 12-13]
KEENAM, Tuhan itu Esa, Tunggal. Tidak mungkin Tuhan itu berbilang atau terpisah-pisah. Tidak mungkin sebagian dari Tuhan ada di sorga dan sebagian lagi ada di bumi.
Katakanlah wahai Muhammad: Allah itu Esa. [Alquran 112:1]
Yesus menjawab, “Hukum yang terutama adalah ‘Dengarlah wahai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.’” [Markus 12 : 29]
Setelah kita lihat konsep Ketuhanan ini, masihkah kita menganggap bahwa Yesus itu Tuhan? Konsep Ketuhanan ini tidak memberi ruang bagi Yesus untuk menjadi Tuhan. Tetapi konsep Ketuhanan Yunani primitif memberi ruang bagi Yesus untuk menjadi Tuhan.
Konsep Ketuhanan mana yang kamu pilih? Konsep Ketuhanan ini, atau konsep orang pagan primitif? Jika kamu memilih konsep pagan primitif, maka kamu lebih bodoh dari orang primitif, dan percuma berbicara dengan orang bodoh yang tidak dapat mengerti pembicaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar