“Semua umat kristen menggunakan kaca mata kuda, sehingga tidak mau lagi melihat atau mengadakan Check and Re-Check pada kematian Yesus ditiang salib, apakah atas kerelaan Yesus sendiri, atau kerena akal akalan manusia abad ke satu? Karena kematian paling konyol apabila Yesus benar-benar anak Tuhan”
Umat Kristen hari kematian Yesus adalah hari yang paling diberkati, karena pada hari kematian Yesus dosa Adam yang diwariskan kepada anak keturunannya telah putus, sehingga manusia yang hidup setelah masa kematian Yesus dan beriman akan adanya penebusan dosa warisan oleh Yesus akan terbebas dari kutukan dosa wairisan.
Sangat lucu dan tidak normal bahwa di alam sana, alam khayalan orang kristen, bahwa dosa bisa di wariskan dan di tebus oleh Yesus, sedangkan alam dunia yang berisi manusia yang tidak sepintar Tuhan saja, tidak ada dosa atau “kesalahan” pencuri bisa di pikul oleh orang lain dalam menjankan hukumannya. Pemikiran konyol kristen ini lahir entah dari mana, cuma satu alasan, karena dirinya merasa dibebaskan oleh Yesus dari kutukan dosa warisan dan Yesus telah rela berkorban menyerahkan hidupnya demi mereka, menurut mereka, bila Yesus tidak menyerahkan/mengorbankan hidupnya di tiang salib maka manusia tidak akan hidup kekal di sorga kelak dikemudian hari.
PENYALIBAN YESUS ADALAH KE IHKLASAN ATAU KRIMINAL BIASA?
Pertama-tama, kita perlu melihat masalah ini dari segi sejarah, yaitu, apa yang terjadi dan siapa yang melakukan penyaliban itu. Injil menyebutkan bahwa para pemimpin agama bangsa Yahudi bersekongkol untuk membunuh Kristus. Sebagai contoh, setelah Yesus memasuki kota Yerusalem pada hari Minggu Palma, Injil mencatat,
“Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia” (Mat 26:3-4).
Dalam pertemuan Sanhedrin, beberapa orang Farisi mengungkapkan kekhawatiran mereka,
“Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita” (Yoh 11:47-48).
Dalam pertemuan yang sama, Kayafas memaklumkan, “Kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh 11:50). Ya, para penguasa tertentu bangsa Yahudi bertanggung jawab atas wafat Kristus; Agar dapat selamat mencapai hidup kekal/sorga, Yesus mengajarkan untuk mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan
mengakui Yesus sebagai utusannya :
Yudas berkata "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Yesus kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (Matius 26:15)
Bagi umat Kristen, Yudas adalah pengkhianat karena telah menyerahkan Yesus kepada para imam Yahudi yang ingin menangkap dan membunuh Yesus karena dinilai Yesus telah melecehkan agama mereka. Kematian Yesus berawal dari pengkhianatan Yudas tersebut dan telah direncanakan oleh orang-orang Yahudi.
Kenyataan tesebut melahirkan pertanyaan, dari mana orang-orang Kristen meyakini kematian Yesus di tiang salib adalah atas kemauan, kerelaan dan atas rencana Yesus bila kematiannya akibat pengkhianatan Yudas dan rencana para imam Yahudi ?
Setelah para Imam menangkap Yesus, para Imam membawa Yesus kepada Keyafas seorang Imam Besar untuk diadili, kemudian Yesus diadili dihadapan Imam besar, para imam dan sesepuh Yahudi. Dalam pengadilan Yesus tersebut mereka berusaha menemukan kesalahan Yesus yang dapat digunakan sebagai alasan untuk menghukum mati Yesus :
"Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Tanya Imam Besar kepada Yesus.
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Jawab Yesus.
"Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatnya Bagaimana pendapat kamu?" Tanya Imam Besar kepada para Imam dan sesepuh Yahudi.
"Ia harus dihukum mati!" Jawab mereka lalu mereka meludahi mukanya dan meninjunya.
Dan ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus, mereka membelenggu-nya, lalu membawanya dan menyerahkannya kepada Pontius Pilatus, wali negeri itu untuk mendapatkan pengesahan dan kekuatan hukum.
Dari cuplikan fragmen tersebut yang terdapat dalam Injil yang dikarang Matius pasal 26:63-67 dan pasal 27:1-2 menunjukkan bahwa Imam besar, para Imam dan para sesepuh Yahudi memutuskan untuk menghukum mati Yesus karena dinilai telah menghujat agama Allah.
Kenyataan tersebut juga melahirkan pertanyaan lagi, dari mana orang-orang Kristen meyakini kematian Yesus di tiang salib adalah atas kemauan dan kerelaan dirinya untuk menebus dosa jika jelas-jelas kematiannya adalah sebagai vonis dari para pemimpin
Yahudi karena dinilai telah menghujat agama Yahudi dan bukan karena untuk menebus dosa ?.
FAKTA ALLAH MENOLONG UTUSANNYA
Mereka berkata: Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. ( Al-Anbya 68-69)
Dalam ayat diatas tampak bahwa Ibrahim dibakar hidup-hidup. Saat Ibrahim dibakar yang mereka lihat adalah Ibrahim terbakar, tetapi nabi Ibrahim tidak merasa terbakar. Seperti halnya Yesus (Isa) saat disalib. Orang-orang melihat Yesus tersalib padahal Yesus tidak merasa disalib, itulah mengapa Yeus (Isa) sebenarnya tidak mati (dogma Kristen mengaggap Yesus mati ditiang salib tanpa peduli lagi melihat bukti –bukti bahwa Allah menolong Utusannya. Seharusnya Kristen menyelidiki fakta – fakta ini.
(Matius 12:38-40) Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
Yang disalib kemungkinan Yesus dengan mukjizat seperti nabi Ibrahim dan Nabi Yunus itulah mengapa saat dikubur masih hidup, karena saat keluar dari kubur Yesus menyamar menjadi tukang kebun karena takut akan ditangkap lagi oleh kaum Yahudi.
Yoh 20:14-16 ” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Demikian Juga sama halnya dengan Nabi Musa, di selamatkan Allah melalui Muzijat tongkatnya yang membelah laut, juga nabi Nuh yang di selamatkan Allah karena banjir besar, Juga nabi Luth yang di selamatkan Allah dari gempa terdasyat pada waktu itu.
Tidak ada satupun Utusan Allah yang MATI KONYOL SEPERTI YESUS semua utusan Allah di selamatkan dari pembunuhan, demikian pula dengan yesus, misi kedunia hanya untuk di salib ( baca : mati konyol) adalah pemahaman manusia abad ke satu, mereka masih sangat primitive untuk mengerti tentang kebenaran, karena pemahaman pada saat itu, kental dengan pemahaman persembahan para Dewa, sehingga menyeret pada pemahaman yesus sebagai Tumbal dan sebagai penebus dosa.
Yesus sama-sekali tidak pernah mengajarkan bahwa agar manusia dapat hidup kekal maka harus ada penebusan dosa warisan dan penebusan itu akan dilakukan oleh dirinya, mengapa Kristen tidak mau melakukan check and recheck terhadap dongeng ini, Lepaslah kaca mata kuda, gunakan Logika dengan nalar terbuka
Umat Kristen hari kematian Yesus adalah hari yang paling diberkati, karena pada hari kematian Yesus dosa Adam yang diwariskan kepada anak keturunannya telah putus, sehingga manusia yang hidup setelah masa kematian Yesus dan beriman akan adanya penebusan dosa warisan oleh Yesus akan terbebas dari kutukan dosa wairisan.
Sangat lucu dan tidak normal bahwa di alam sana, alam khayalan orang kristen, bahwa dosa bisa di wariskan dan di tebus oleh Yesus, sedangkan alam dunia yang berisi manusia yang tidak sepintar Tuhan saja, tidak ada dosa atau “kesalahan” pencuri bisa di pikul oleh orang lain dalam menjankan hukumannya. Pemikiran konyol kristen ini lahir entah dari mana, cuma satu alasan, karena dirinya merasa dibebaskan oleh Yesus dari kutukan dosa warisan dan Yesus telah rela berkorban menyerahkan hidupnya demi mereka, menurut mereka, bila Yesus tidak menyerahkan/mengorbankan hidupnya di tiang salib maka manusia tidak akan hidup kekal di sorga kelak dikemudian hari.
PENYALIBAN YESUS ADALAH KE IHKLASAN ATAU KRIMINAL BIASA?
Pertama-tama, kita perlu melihat masalah ini dari segi sejarah, yaitu, apa yang terjadi dan siapa yang melakukan penyaliban itu. Injil menyebutkan bahwa para pemimpin agama bangsa Yahudi bersekongkol untuk membunuh Kristus. Sebagai contoh, setelah Yesus memasuki kota Yerusalem pada hari Minggu Palma, Injil mencatat,
“Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia” (Mat 26:3-4).
Dalam pertemuan Sanhedrin, beberapa orang Farisi mengungkapkan kekhawatiran mereka,
“Apakah yang harus kita buat? Sebab orang itu membuat banyak mujizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita” (Yoh 11:47-48).
Dalam pertemuan yang sama, Kayafas memaklumkan, “Kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa” (Yoh 11:50). Ya, para penguasa tertentu bangsa Yahudi bertanggung jawab atas wafat Kristus; Agar dapat selamat mencapai hidup kekal/sorga, Yesus mengajarkan untuk mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan
mengakui Yesus sebagai utusannya :
Yudas berkata "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Yesus kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. (Matius 26:15)
Bagi umat Kristen, Yudas adalah pengkhianat karena telah menyerahkan Yesus kepada para imam Yahudi yang ingin menangkap dan membunuh Yesus karena dinilai Yesus telah melecehkan agama mereka. Kematian Yesus berawal dari pengkhianatan Yudas tersebut dan telah direncanakan oleh orang-orang Yahudi.
Kenyataan tesebut melahirkan pertanyaan, dari mana orang-orang Kristen meyakini kematian Yesus di tiang salib adalah atas kemauan, kerelaan dan atas rencana Yesus bila kematiannya akibat pengkhianatan Yudas dan rencana para imam Yahudi ?
Setelah para Imam menangkap Yesus, para Imam membawa Yesus kepada Keyafas seorang Imam Besar untuk diadili, kemudian Yesus diadili dihadapan Imam besar, para imam dan sesepuh Yahudi. Dalam pengadilan Yesus tersebut mereka berusaha menemukan kesalahan Yesus yang dapat digunakan sebagai alasan untuk menghukum mati Yesus :
"Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak." Tanya Imam Besar kepada Yesus.
"Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." Jawab Yesus.
"Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujatnya Bagaimana pendapat kamu?" Tanya Imam Besar kepada para Imam dan sesepuh Yahudi.
"Ia harus dihukum mati!" Jawab mereka lalu mereka meludahi mukanya dan meninjunya.
Dan ketika hari mulai siang, semua imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus, mereka membelenggu-nya, lalu membawanya dan menyerahkannya kepada Pontius Pilatus, wali negeri itu untuk mendapatkan pengesahan dan kekuatan hukum.
Dari cuplikan fragmen tersebut yang terdapat dalam Injil yang dikarang Matius pasal 26:63-67 dan pasal 27:1-2 menunjukkan bahwa Imam besar, para Imam dan para sesepuh Yahudi memutuskan untuk menghukum mati Yesus karena dinilai telah menghujat agama Allah.
Kenyataan tersebut juga melahirkan pertanyaan lagi, dari mana orang-orang Kristen meyakini kematian Yesus di tiang salib adalah atas kemauan dan kerelaan dirinya untuk menebus dosa jika jelas-jelas kematiannya adalah sebagai vonis dari para pemimpin
Yahudi karena dinilai telah menghujat agama Yahudi dan bukan karena untuk menebus dosa ?.
FAKTA ALLAH MENOLONG UTUSANNYA
Mereka berkata: Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim. ( Al-Anbya 68-69)
Dalam ayat diatas tampak bahwa Ibrahim dibakar hidup-hidup. Saat Ibrahim dibakar yang mereka lihat adalah Ibrahim terbakar, tetapi nabi Ibrahim tidak merasa terbakar. Seperti halnya Yesus (Isa) saat disalib. Orang-orang melihat Yesus tersalib padahal Yesus tidak merasa disalib, itulah mengapa Yeus (Isa) sebenarnya tidak mati (dogma Kristen mengaggap Yesus mati ditiang salib tanpa peduli lagi melihat bukti –bukti bahwa Allah menolong Utusannya. Seharusnya Kristen menyelidiki fakta – fakta ini.
(Matius 12:38-40) Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.
Yang disalib kemungkinan Yesus dengan mukjizat seperti nabi Ibrahim dan Nabi Yunus itulah mengapa saat dikubur masih hidup, karena saat keluar dari kubur Yesus menyamar menjadi tukang kebun karena takut akan ditangkap lagi oleh kaum Yahudi.
Yoh 20:14-16 ” Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.
Demikian Juga sama halnya dengan Nabi Musa, di selamatkan Allah melalui Muzijat tongkatnya yang membelah laut, juga nabi Nuh yang di selamatkan Allah karena banjir besar, Juga nabi Luth yang di selamatkan Allah dari gempa terdasyat pada waktu itu.
Tidak ada satupun Utusan Allah yang MATI KONYOL SEPERTI YESUS semua utusan Allah di selamatkan dari pembunuhan, demikian pula dengan yesus, misi kedunia hanya untuk di salib ( baca : mati konyol) adalah pemahaman manusia abad ke satu, mereka masih sangat primitive untuk mengerti tentang kebenaran, karena pemahaman pada saat itu, kental dengan pemahaman persembahan para Dewa, sehingga menyeret pada pemahaman yesus sebagai Tumbal dan sebagai penebus dosa.
Yesus sama-sekali tidak pernah mengajarkan bahwa agar manusia dapat hidup kekal maka harus ada penebusan dosa warisan dan penebusan itu akan dilakukan oleh dirinya, mengapa Kristen tidak mau melakukan check and recheck terhadap dongeng ini, Lepaslah kaca mata kuda, gunakan Logika dengan nalar terbuka
oleh Sabrina Ulfa pada 24 Juli 2010 jam 16:24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar