Tanya
Apakah Natal Memuliakan Yesus? "Maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang tuhan mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada illah mereka? Aku pun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi Tuhan, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi illah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi illah mereka. (32) Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu Iakukan dengan setia, jangan*lah engkau menambahinya ataupun mengu*ranginya. " (Ulangan 12:30-32)
"Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Matius 19:8-9)
"Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perin!ah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. " (Markus 7: 7-8)
Jawab
Ayat yang dikutip sama sekali tidak ada hubungannya dengan Natal atau peringatan Milad Al Masih. Kata "mereka" pada Ulangan 12:30-32 adalah merujuk kepada bangsa-bangsa penghuni tanah Kanaan, bukan merujuk kepada umat Al Masih. Disini kita melihat strategi mengutip ayat hanya dimulai dari ayat 30 agar kata "mereka" dapat dimanipulasi sehingga kemudian ditujukan kepada umat Al Masih. Umat Nabi Muhammad yang cerdas tidak akan percaya, sebab kata-kata itu diturunkan pada sekitar tahun 1250 SM atau sekitar 13 abad sebelum ada umat Al Masih. Jadi, pengenaan ayat tersebut kepada umat Al Masih tidak tepat sama sekali.
- "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
- maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu.
- Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.
- Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya. (Ulangan 12:30-32)
Apabila kemudian fitnahannya adalah bahwa peringatan Milad Al Masih adalah tambahan, maka itu juga tidak tepat sama sekali. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW memang baru dilakukan semenjak jaman Sultan Shalahuddin Al-Ayyuby (1138-1193), tapi peringatan Milad Al Masih sudah diperingati semenjak umat Al Masih generasi pertama, dan tanggalnya pun diketahui dari Injil. Artefak-artefak arkeologis yang antara lain berasal dari umat Al Masih generasi ke 1 hingga ke-5 menunjukkan bahwa Milad Al Masih telah dilakukan semenjak generasi awal umat Al Masih. Ulangan 12:32 itu tidak merujuk kepada peringatan Milad Al Masih.
Injil Matius 19:8-9 juga tidak merujuk kepada peringakatan Milad Al Masih
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. (Matius 19:8-9)Ini adalah kritik mengenai perilaku umat yang taqlid kepada doktrin dari para alim ulama, padahal doktrin itu substansinya tidak sesuai dengan substansi Kitab-Kitab Allah. Kritik tersebut ditujukan terhadap umat yang menganggap bahwa doktrin interpretatif para ulama adalah benar, tepat, dan shahih (terlebih bila ditambah embel-embel ulama dari Timur-Tengah), meskipun doktrin interpretatif itu bertentangan dengan kitab-kitab Allah, termasuk bertentangan dengan Taurat, Zabur, Hikmah (Amsal), dan Injil. Kita dapat melihat bagaimana doktrin interpretatif yang kontra dengan Kitab-Kitab Allah itu dianut secara luas oleh umat, malah ketika doktrin interpretatif alim ulama itu bertentangan dengan Kitab-Kitab Allah itu, para alim ulama dalam dan luar negeri itu dengan "gagah berani menepuk dada" di hadapan Allah menuduh bahwa Kitab-Kitab Allah itu telah dipalsukan, lalu menyebarluaskannya demikian kepada umat. Padahal, seharusnya, ketika interpretasinya berlawanan dengan Kitab-Kitab Allah, si manusia itu lah yang harus merendahkan hatinya di hadapan Allah dan berani mengakui bahwa pertentangan interpretasinya dengan dengan kitab-kitab Allah adalah bukti terdapat ketidakbenaran dalam interpretasinya, lalu berusaha mengoreksinya, bukannya malah bersikap sebaliknya dan malah menuduh kitab-kitab Allah dipalsukan.
Ayat Matius 19:8-9 itu sendiri tidak melawan peringatan Milad Al Masih sebab Milad Al Masih berasal dari Injil, baik itu tanggal maupun dalil peringatannya.
Selain itu, Injil Markus 7:7-8 juga tidak tepat bila ditujukan kepada peringatan Milad Al Masih.
"Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. " (Markus 7: 7-8)Sebabnya, peringatan Milad Al Masih itu bukan peringatan yang bersumber dari "adat istiadat manusia", baik tanggal Milad Al Masih maupun dalil peringatannya bersumber dari Alkitab, juga telah diperingati semenjak generasi-generasi awal umat Al Masih. Karena dalil Milad Al Masih bukan berasal dari manusia melainkan dari Allah, maka tidak sia-sia memperingati Milad Al Masih. Injil Markus 7:7-8 tidak ditujukan kepada Milad Al Masih. Contoh dari "ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia" adalah doktrin Alkitab dipalsukan. Doktrin ini tidak bersumber dari Alkitab maupun dari Al Quran, melainkan dari manusia yang secara keliru menginterpretasikan ayat Al Quran. Interpretasi keliru terhadap Al Qur'an mengakibatkan fitnah terhadap Alkitab dan berujung pada kerusuhan pemboman dan pembakaran tempat-tempat ibadah dan Alkitab.
Lalu, apakah Natalis Christi Invicti atau Milad Al Masih memuliakan Isa Al Masih?
Strategi memfitnah Milad Al Masih dengan memanipulasi ayat-ayat Alkitab hanya bisa dipakai untuk orang-orang yang buta Alkitab dan yang hanya bisa membeo dan membebek apa yang dikatakan alim ulamanya yang juga buta alkitab.
Strategi fitnah tidak berhasil terhadap orang yang mengenal Alkitab dengan baik dan benar.
- Isa Al Masih mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?
- Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. (Injil, Lukas 6:38-39)
Tapi strategi fitnah berhasil pada orang-orang yang buta Alkitab. Bukti keberhasilan fitnah semacam itu adalah bom Natal yang disebarkan di berbagai negara sedunia pada malam peringatan Milad Al Masih, juga penghinaan terhadap Alkitab pada setiap kerusuhan, seperti misal Alkitab diinjak-injak, disobek-sobek, dibakar, dikencingi, diludahi, dsb. Inilah bukti empiris bahwa doktrin "Alkitab dipalsukan" adalah ajaran manusia dan tidak berasal dari Allah, Nabi Muhammad, Al Qur'an, dan Alkitab.
Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. (Markus 7: 7-8)Ajaran Nabi Muhammad dan Al Qur'an, ketika dimaknai secara benar, tidak mungkin menghasilkan buah busuk dan berulat semacam itu, sebab Nabi Muhammad dan Al Qur'an mengkonfirmasi kebenaran Alkitab, termasuk di dalamnya Taurat, Zabur, Hikmah, dan Injil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar